– Pagi yang sempurna,
cerah nan indah mentari menyapa, diiring merdu kicau burung berbaur ocehan
anak-anak bahagia, lembut semilir segar mengalir menghadirkan kesejukan alam
membawa karunia Allah ‘Azza wa Jalla, sejuk udara pagi melengkapi kenikmatan
secangkir teh manis alami.
Wahai saudara, sadarkah kita sekian
banyak nikmat yang berlalu begitu saja, seakan tiada yang istimewa, semua biasa
saja, setiap pagi setiap hari semacam itu berlalu bersama umur yang melaju dan
tiba-tiba kita terhenyak tersadar akan sekian banyak nikmat yang berlalu ketika
semua sudah hilang dan tiada kita miliki lagi, padahal belum sempat
Sering kali manusia terlalu sempit memaknai
nikmat karunia Ilahi, hanya yang bersifat materi, sedangkan yang tidak
berhubungan dengan materi selalu luput dari perhatian, dan cenderung dilupakan.
Betapa senangnya ketika seseorang mendapatkan uang sejuta, misalnya, atau
menerima hadiah sepeda motor. Kebahagiaan pun diungkapkan dengan biasa. Ia akan
berterima kasih kepada yang memberikan hadiah itu, bahkan bisa jadi berulang
kali.
Namun, pernahkah terpikirkan bahwa
ada banyak hadiah lain yang luar biasa besarnya hanya berlalu begitu saja, seakan
kita tidak pernah menyadarinya, sehingga tidak ada keinginan untuk berterima
kasih atau bersyukur atas hadiah tersebut. Sebut saja tarikan dan hembusan
nafas yang setiap waktu dilakukan manusia, pernahkah kita haturkan syukur atas
kembang kempisnya paru-paru? Sadarkah ini adalah hadiah kehidupan dari Allah
‘Azza wa Jalla? Hadiah ini lebih pantas untuk disyukuri daripada hadiah dari
manusia.
Pernahkah kita menghitung berapa
kali kita bernafas? Berapa tarikan dan hembusan udara dari rongga dada yang
dilakukan tiap harinya? Tak terhitung tentunya, dan sebanyak itulah setidaknya,
bahkan lebih dari itu manusia mendapatkan hadiah kesempatan hidup, dan
semestinya sebesar itu pula manusia bersyukur kepada Sang Pencipta.
Hadiah kehidupan, suatu karunia yang
tiada ternilai dengan kata-kata, sekian banyak orang mau membayar dengan harga
berapa pun untuk kehidupannya. Sebagian orang mencari hadiah kehidupan di
setiap sudut bumi, setiap tempat dijelajahi untuk mendapatkan tambahan
kesempatan kehidupan, bahkan berharap keabadian yang tak mungkin didapatkan di
dunia ini. Berapa pun harta yang harus dikeluarkan akan disiapkan. Namun Allah
telah memberikan hadiah kehidupan kepada manusia tanpa diminta, manusia telah
mendapat lebih dari yang diharapkan.
Syukur seharusnya dilakukan setiap
detik bersama tarikan dan hembusan nafas dengan tulus dan ikhlas. Syukur
selanjutnya harus memberikan makna lebih atas kesempatan hidup yang
dikaruniakan, sehingga hidup lebih bernilai, yang akhirnya mendapatkan hadiah
kebahagiaan yang utuh, materi dan maknawi. (By Losing Generation)
Editor: Agus
Dari : An-najah.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar