Sebaliknya, lawan dalam Islam disekat oleh sekat keimanan, pandangan dan sikap kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukan disekat oleh kedekatan, status sosial, keturunan, pangkat, derajat, dan lainnya.
Dalam frame perjuangan Islam, penempatan kawan dan lawan harus tepat, tidak boleh bergeser sedikitpun apalagi keliru. Penempatan yang tepat seperti menyangga sebuah bangunan yang masing-masing sebagai penguat untuk mendirikan dan menegakkan bangunan dalam wujud kebersamaan.
Namun, sebaliknya penempatan yang salah, seperti menyangga sebuah bangunan. Tapi hakekatnya merobohkan bangunan itu sendiri, karena masing-masing tercerai berai dalam persepsi yang keliru antara kawan dan lawan.